Minggu, 12 Juni 2016

Tanaman Pangan : DPD RI Dorong Polri Usut Penyebab Naiknya Harga Pangan Jelang Lebaran


1:15 Saturday, 11 June 2016

H. Ahmad Nawardi, S.Ag. (Wakil Ketua Komite II DPD RI)


Jakarta, BetaEnews.com - Komite II DPD Republik Indonesia mendorong Polri mengusut tuntas dugaan adanya permainan “mafia” dibalik masih tingginya harga kebutuhan bahan pokok di pasar-pasar tradisional menjelang Lebaran ini. Sementara pemerintah berusaha keras menurunkan harga dengan menggelar operasi pasar di beberapa titik di kota-kota besar di seluruh Indoensia.

Ahmad Nawardi, Wakil Komite II DPD RI mencurigai adanya permainan ini. Dimana menurutnya pada moment-moment tertentu seperti bulan ramadhan, lebaran, natal dan tahun baru, spekulan dan pedagang besar sangat mudah memainkan harga pangan yang akan merugikan para petani.

“Ini yang menjadi keprihatinan kita, negara seperti tidak mampu menghadapi permainan spekulan dan pedagang besar yang selalu memanfaatkan kelemahan kita,” kata pria kelahiran Sampang, Jawa Timur ini dengan tegas kepada BetaEnews.com, Sabtu (11/6/2016).

Kelemahan tersebut, lanjut mantan wartawan ini, adalah sampai saat ini Indonesia baru mampu menyelenggarakan ketahanan pangan. Sementara di dalam UU No 18/2012 tentang Pangan, asas penyelenggaraan pangan nasional yaitu kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan. Sumber cadangan pangan juga disebut di undang-undang itu diutamakan berasal dari produksi dalam negeri.

“Sekarang pertanyaannya, apakah produksi dalam negeri masih kurang? Sepengetahuan saya sendiri di tingkat petani misalnya, bawang kita sangat melimpah. Bahkan data di Kementerian Pertanian, produksi beras contohnya sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Malah produksi bawang merah yang selalu menjadi ukuran kenaikan inflasi, sangat cukup memenuhi kebutuhan bulan puasa dan lebaran ini,” papar Ahmad Nawardi.

Kini, lanjut Anggota DPD RI mewakili masyarakat Jawa Timur itu, yang menjadi soal adalah keinginan Menteri Perdagangan dan BUMN yang selalu menyelesaikan masalah pangan dengan impor. “Sedikit- sedikit impor, ada gejolak sedikit impor. Ini yang membuat kita semakin jauh dari upaya kedaulatan dan kemandirian pangan,” katanya dengan tegas.

Oleh karena itu, dia juga meminta agar negara juga harus hadir melihat dan mendengar langsung serta mengetahui apakah ada permainan harga di lapangan. Sebab, produksi di petani masih melimpah. Sementara kebutuhan pangan masyarakat untuk buka puasa dan sahur seharusnya lebih sedikit di banding bulan-bulan biasa.

“Kebutuhan pangan masyarakat Muslim tidak terlalu banyak pada bulan ini dibanding bulan-bulan lainnya, tapi mengapa pangan seakan kurang dan harga melambung? Maka, saya mendukung langkah aparat penegak hukum yakni polisi untuk menindak para kartel ini dengan tegas tanpa pandang bulu,” pinta Ahmad Nawardi. BetaE1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar