Minggu, 12 Juni 2016

Gubernur BI Dalam Asumsi Ekonomi Makro Tahun 2016 Dan 2017





Jakarta, dpd.go.id – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2016 lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh terbatasnya pertumbuhan konsumsi pemerintah dan investasi wasta di tengah akselerasi pengeluaran belanja modal pemerintah.

Komite IV DPD RI bersama dengan Gubernur BI menggelar Rapat Kerja di Ruang Rapat Komite IV Gedung B lantai 2, Senayan Jakarta, Rabu (08/06/2016). Rapat dipimpin oleh Drs. H. A. Budiono, M. Ed, selaku Wakil Ketua Komite IV dan didampingi Drs. H. Ghazali Abbas Adan, Wakil Ketua Komite IV serta dihadiri pula Agus Dermawan Wintarto Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia.

Agus Martowardojo menyatakan, “pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Tahun 2017 yang akan datang berkisar pada 5 s/d 5,4% dan perekonomian kita akan akan lebih baik lagi. Pemerintah dalam RAPBN 2017 diasumsikan berada dalam posisi 5 s/d 5,4% “.
Agus menambahkan, "mengenai nilai tukar rupiah sepanjang Tahun 2016 pergerakan rupiah relatif stabil, hingga 7 juni 2016 secara YTD Rupiah menguat sebesar 3,88% mencapai level Rp 13.270 perdollar AS dan didukung oleh persepsi positif terhadap perekonomian domestik dan meredanya risiko dipasar keuangan global ".

Bank Indonesia (BI) meyakini pada Tahun 2016 tingkat inflasi sebesar 4+1% dapat dicapai dengan dukungan penguatan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah. Proyeksi ekonomi Tahun 2017 ke depan, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan membaik dengan stabilitas makro ekonomi yang tetap terjaga.
“Mengenai inflasi volatile food cenderung menurun karena tata niaga yang lebih baik. Sumber utama tekanan inflasi Tahun 2017 berasal dari peningkatan harga komoditas dan permintaan domestik”, ujar Agus. #irn


Tidak ada komentar:

Posting Komentar