Minggu, 18 September 2016

Hulu Migas Madura Dari Waktu Ke Waktu


Kegiatan Hulu Migas Tak Mampu Sejahterakan Dan Memajukan Madura

Madura- Sebagai daerah penyumbang Minyak dan gas alam terbesar sejak dulu hingga sekarang, pulau Madura masih belum dapat menunjukan kemajuan perkembangan dari berbagai sektor, seperti sektor perekonomian, pembangunan, terlebih minimnya SDM di pulau Madura.
Hingga saat ini beberapa Kabupaten di Madura selalu menyuarakan kejelasan dan transparansi volume besaran setiap produksifitas beberapa kegiatan hulu migas yang sudah di lakoni oleh KKKS Migas, namun warga Madura selalu menghadapi kebuntuan untuk mendapatkan informasi dengan jelas dan pasti.
Regulasi hasil produksi kegiatan hulu migas di Madura selama ini, melalui pipa bawah laut inilah yang memicu adanya kecurigaan masyarakat Madura, karena selama ini ketika warga Madura menanyakan terkait hasil produksi atau lifting migas yang telah dilakukan oleh KKKS, pihak pemerintah daerah setemoat melalui kantor ESDM selalu mengaku tidak mengetahuinya, dan ketika ditanyakan ke perwakilan SKK Migas Jabamanusa pun warga tak mendapatkan jawaban yang memuaskan, yakni dengan beralasan harus mengajukan permohonan ke kementrian ESDM dan kementrian keuangan.
Beberapa aksi dari berbagai kalangan masyarakat Madura pun sempat terlontar, seperti aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para Mahasiswa yang tergabung Gerakan Mahasiswa Melawan Korupsi (GRAMSI) ke Pemkab Sumenep, yang menuding regulasi Dana Bagi Hasil (DBH) Migas dan corporate social responsibility (CSR), tiga Kontraktor minyak dan gas (Migas) di Kabupaten Sumenep Madura,seperti Santos, HCML dan KEI tidak jelas.
Anggapan miring juga di kemukakan oleh Anggota DPD RI, Ahmad Nawardi, yang menganggap bahwa semestinya pulau Madura sebagai salah satu daerah penyumbang Migas tertinggi, seharusnya lebih maju dari berbagai sektor tersebut, “ kok malah lebih tertinggal dengan daerah yang bukan daerah penghasil ‘, tanya nya.
“ sebagai daerah penghasil Migas, seharusnya kemiskinan, minimnya SDM yang dibuktikan dengan masih tinggi nya angka buta aksara, dan minimnya infrastruktur ini seharusnya sudah tidak ada lagi di Madura “, singgungnya.
Selain itu setiap ada permasalahan di bawah, para warga Madura, yang menerima dampak langsung dari kegiatan hulu migas tersebut kebingungan untuk mendapatkan informasi dan konfirmasi, karena para KKKS tersebut hingga saat ini tidak memiliki kantor yang berdomisili di Madura, dan memilih berkantor di luar Madura, seperti di Surabaya dan Bali.
Seperti yang dihimpun dari berbagai sumber, berikut besaran produksi migas di Madura :
  1. Blok Ketapang di lepas pantai Kabupaten Sampang, Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur yang dioperasikan oleh Ketapang II Ltd, dimana produksinya mencapai 17.300 bph.
  2. Blok Kangean di Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur yang dioperasikan oleh Kangean Energy Indonesia Ltd dengan produksi 39.000 boepd.
  3. Blok Kangean di Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Dioperasikan oleh Kangean Energy Indonesia Ltd. Produksinya 39.000 boepd. (Arif/Ros/red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar