| Jumat, 16 September 2016 | 03:32 WIB | ||
Wakil Ketua Komite II DPD RI H. Ahmad Nawardi
SURABAYA PAGI, Surabaya - Dua pelajar ini terharu karena tiba-tiba dipilih menjadi pemenang sebagai duta empat pilar di antara ratusan murid sekolahnya. Duta empat pilar ini merupakan prestasi luar biasa karena ia akan menjadi pelopor bagi pelajar lain kembali memahami Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. “Saya tidak sangka kalau saya terpilih sebagai Duta 4 Pilar, yang Akan Mewakili Sekolah saya maju Keliling Jawa Timur,” ujar Phinta Mutiara kemarin.
Wakil Ketua Komite II DPD RI H. Ahmad Nawardi mengatakan, duta empat pilar menjadi populer di kalangan pelajar. Karena mereka yang terpilih bukanlah siswa biasa. Mereka dipilih untuk mengemban tugas mengajak siswa lainnya suka memahami kembali dasar NKRI.
“Sosialisasi Empat Pilar MPR ini sangat penting untuk pemuda, khususnya para pelajar SMA di Jatim. Mengingat, situasi dan keadaan seperti, pemahaman Empat Pilar sangat perlu, yakni terkait Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Karena, mereka itu adalah para calon pemimpin negara di masa akan datang," ujar Nawardi, seusai acara sosialisasi di SMA Trimurti Surabaya, kemarin.
Nawardi lebih jauh mengatakan, Di SMA itu Phinta Mutiara dari kelas XI/IPS2, dan Muchammad Fikri kelas XI/IPS-2. "dua siswa ini punya keunggulan dan keunikan dibandingkan dengan kawannya yang lain," sambung mantan wartawan itu.
Tentang empat pilar itu, Nawardi mengatakan, Pancasila sebagai Dasar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai Ideologi Negara. Serta amanat UUD Tahun 1945 Sebagai konstitusi Negara serta Ketetapan MPR. Nawardi menjelaskan kepada generasi muda di SMA Trimurti ini untuk semakin memahami nilai-nilai kebangsaan. Seperti Pancasila, UUD 45, Bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara. “Serta bagaimana implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu di sekolah maupun di masyarakat,” terang Nawardi didampingi Kepala Sekolah SMU Trimurti Eny Heruwati. (arf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar