Selasa, 01 Maret 2016

Jawa Timur - Update : Hujan sejak Jumat, 13 desa di Sampang, Madura terendam banjir hingga 1 meter




Banjir di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur yang telah terjadi sejak Jumat (26/02), hari ini, Senin (29/02), mulai surut.
Meskipun begitu, di sejumlah titik perumahan warga, banjir masih mencapai ketinggian 80-100 cm.
Sebelumnya, hujan deras di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, menyebabkan genangan air setinggi 30-150 cm.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan banjir disebabkan meluapnya Sungai Kemuning, karena tidak mampu menerima debit air di kawasan hulu di Sampang Utara dan limpahan banjir dari Kota Sampang.
Hingga Sabtu (27/02) malam, sebanyak 11.468 kepala keluarga atau 34.225 jiwa terkena dampak langsung banjir. Mereka berasal dari 13 kelurahan/desa,
  1. Desa Tanggumong (700 KK, 3.000 jiwa).
  2. Desa Kamoning (810 KK, 2.400 jiwa).
  3. Desa Pangelen (850 KK, 3.000 jiwa).
  4. Desa Paseyan (750 KK, 2.300 jiwa).
  5. Desa Panggung (700 KK, 3.000 jiwa).
  6. Desa Banyumas (200 KK, 700 jiwa).
  7. Desa Gunungmadah (750 KK, 3.500 jiwa).
  8. Kelurahan Gunung Sekar (3.000 KK, 9.000 jiwa).
  9. Kelurahan Rongtengah (1.500 KK, 6.000 jiwa).
  10. Kelurahan Polagan (428 KK, 700 jiwa).
  11. Kelurahan Karang Dalem (100 KK, 375 jiwa).
  12. Kelurahan Banyuanyar (80 KK, 250 jiwa).
  13. Kelurahan Dalpinang (1.600 KK, 5.000 jiwa)
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, daerah yang paling parah terjadi banjir adalah di Jalan Melati dan Mawar, di Kelurahan Dalpinang. Tinggi banjir di dua titik dataran rendah itu mencapai 1 hingga 1,5 meter.

Tidak mau mengungsi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat terus melakukan upaya penanganan banjir dengan membuat dapur umum, setelah Bupati Sampang menetapkan status Tanggap Darurat Banjir yang berlaku 12 Februari hingga 12 Maret 2016.
Meskipun dalam status Tanggap Darurat, Sutopo mengungkapkan, sebagian besar masyarakat tidak mau mengungsi ke tempat pengungsian di Pendopo Sampang.
Yang mau mengungsi, menurutnya, “hanya mau ditampung di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang dan dan di tepi jalan raya, agar tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka”. Sebagian memilih menumpang ke sanak saudaranya yang tidak kebanjiran.
Namun, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf menegaskan korban, baik yang mengungsi ataupun yang tidak, telah mendapatkan bantuan dari pemerintah. "Selitar 11.000 kepala keluarga telah mendapat bantuan, permakanan, perselimutan, serta kebutuhan untuk ibu-ibu maupun anak-anak," ungkapnya kepada wartawan, Senin (29/02).
Kota Sampang adalah daerah rawan banjir karena posisinya, “lebih rendah dari permukaan air laut saat pasang.” Kondisi ini diperburuk melupanya Sungai Kemuning saat hujan lebat.
Sebelumnya, pada 12 Februari 2016 juga terjadi banjir di Kabupaten Sampang yang menyebabkan 6 desa/kelurahan terendam banjir dan satu orang tewas terseret banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar