Rabu, 01 Maret 2017

PKH Nganjuk Terima Pencerahan Wawasan Kebangsaan


  15.47.00

Anggota MPR RI Drs. H. A. Budiono, M.Ed juga anggota DPD RI Provinsi Jawa Timur
memberikan sosialisasi kepada keluarga harapan se-Kabupaten Nganjuk, di Desa Mlandangan,
Kecamatan Pace, Nganjuk (foto: sukadi)


Nganjuk, SCATVNEWS.COM – Bukan hanya kalangan pelajar dan generasi muda yang mendapat pemahaman wawasan kebangsaan, hampir semua kalangan telah mendapat program sosialisasi dari Anggota MPR RI Drs. H. A. Budiono, M.Ed. Kali ini giliran program keluarga harapan (PKH) se-kabupaten Nganjuk mendapatkan pencerahan dari sosialisasi wawasan kebangsaan wakil rakyat asal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Jawa Timur ini, di Balai Desa Mlandangan, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis, 16 Februari 2017.


Menurut Budiono, PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTSM diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

“Dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan,” terang Budiono di sela-sela penyampaian materi sosialisasi.

Sedangkan pada penyampaian sosialisasi, Budiono menyampaikan, menipisnya, wawasan kebangsaan tidak hanya terjadi pada kalangan pelajar dan generasi muda, namun sudah menggejala hampir di semua kalangan. Sehingga, banyak ditemukan munculnya perilaku menyimpang pada diri warga masyarakat Indonesia, termasuk pelajar dan generasi muda yang mengarah kepada instabilitas nasional.



Salah satu indikator, munculnya perbuatan melanggar hukum tersebut lanjut Budiono, lantaran tingkat pemahaman terhadap wawasan kebangsaan menipis. “Diantaranya terhadap nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika,  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945,” papar Budiono di hadapan ratusan anggota PKH se-kabupaten Nganjuk.

Drs. Rasid Anggara, narasumber, dalam sosialisasi wawasan kebangsaan 
menyampaikan, banyak menyinggung adanya perubahan total di segala bidang 
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia sejak era reformasi.

Rasid, dosen salah satu perguruan tinggi di Nganjuk itu menyebut, akibatnya telah terjadi kecemburuan terhadap era sebelumnya. Semula, kecemburuan dituduhkan kepada era orde baru sebagai penyebab keterpurukan bangsa ini, sehingga para tokoh bangsa mencetuskan sebuah era yang disebut era reformasi.


“Maksudnya, bangsa ini terbebas penekanan sang penguasa era orde baru,” papar Rasid.
Lantas, menurut Rasid melaui para wakil rakyatnya di MPR RI mengakui bangsa ini telah terjadi banyak masalah. Salah satu titik kelemahan ditimpakan kepada masalah pendidikan akibat lemahnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila.

“Diantaranya, lemahnya pada penghayatan, pemahaman, dan pengamalan terhadap pancasila sebagai ideologi negara. Lemahnya kesadaran hukum dan konstitusi, lemahnya persatuan dan kesatuan bangsa, serta kurangnya toleransi sesama anak bangsa,” tegasnya.



Dengan demikian, MPR RI memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk mensosialisasikan Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika kepada seluruh bangsa indonesia. Termasuk pemahaman dan aktualisasi terhadap bendera merah putih, sumpah pemuda, serta Bahasa Indonesia.

Seperti kegiatan sosialisasi sebelumnya, selalu diwarnai dengan sesi tanya jawab dari peserta, disampaikan secara langsung, maupun lewat tulisan. Hasilnya, akan disampaikan sebagai bahan pembahsan  dalam rapat bersama anggota MPR.  (sukadi)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar