Rabu, 18 Januari 2017

Para Kandidat Tak Bisa Memainkan Isu Menarik

Edisi 18-01-2017



BATU – Suhu politik di kota peng-hasil apel tetap adem ayem alias kurang gereget, meski masa kampanye akan berakhir. 

Pengamat politik dari Universitas Brawijaya Malang Haris El Mahdi menyatakan, karakteristik penduduk Kota Batu sangat berbeda dengan daerah lain. Masyarakat Kota Batu seakan tidak peduli dengan hirukpikuk pesta demokrasi. Walaupun terkesan adem ayem, sesungguhnya mengikuti irama dan ritme politik yang sedang diperagakan empat kandidat calon Wali Kota Batu. Dia yakin, masyarakat akan berbondong-bondong menuju TPS waktu pencoblosan surat suara pada 15 Februari mendatang. 

“Di Indonesia ada 101 Pilkada, tapi yang ramai diberitakan hanya Pilkada DKI Jakarta. Apalagi di Kota Batu, suhu politiknya tetap cool karena setiap calon kurang bisa memainkan isu politik untuk menarik simpati masyarakat,” kata Haris. Menurut dia, saat kampanye yang ditonjolkan tim sukses hanya figur calon kepala daerah, sedangkan visi-misi dan program kerja lima tahun ke depan tidak pernah diungkap ke masyarakat. Misalkan pada pelaksanaan debat publik yang disiarkan di layar kaca, mestinya empat calon bisa menyampaikan program kerjanya kepada masyarakat. 

“Yang kami amati, empat calon tidak tegas dalam menuntaskan masalah korupsi. Tidak tegas dalam menyusun rencana kerja di bidang pelayanan publik. Tidak tegas pula dalam memperbaiki internal birokrasi di Pemkot Batu,” ujar dia. Di tempat terpisah, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI perwakilan Jatim Abdul Qadir Amir Hartono menyatakan, tahapan Pilkada Kota Batu sudah berjalan sesuai jadwal yang disusun KPU Kota Batu. Meski demikian, semua pihak harus aktif untuk mengikuti setiap tahapannya. Apalagi saat ini memasuki 29 hari terakhir sebelum waktu pencoblosan surat suara. Dia menyatakan, yang perlu diwaspadai adalah ancaman gangguan dari luar Kota Batu. 

“Di Jatim hanya Kota Batu yang melaksanakan Pilkada, tentunya seluruh mata terutama para petaruh/ penjudi akan datang ke Kota Batu. Aksi mereka bisa mengubah pilihan masyarakat. Jadi, semua pihak harus mewaspadainya,” kata Kadir saat berkunjung ke Kantor KPU Kota Batu kemarin. Kedatangan Kadir untuk memastikan bahwasanya tahapan Pilkada Kota Batu tidak ada kendala teknis ataupun nonteknis. “Memang aturan tentang Pilkada sering berubah. Makanya, kami ingin menyerap aspirasi dari bawah untuk kami jadikan pedoman dalam memutuskan sesuatu di gedung Dewan,” tambahnya.

Selain menyarankan KPU, Panwaslu untuk mewaspadai kehadiran petaruh. Qadir menyarankan KPU supaya tepat waktu dan teliti dalam pengadaan logistik Pilkada. “Jangan sampai ada logistik Pilkada yang tercecer. Karena hal itu akan menimbulkan konflik baru setelah Pilkada,” ungkapnya. 

Maman adi saputro 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar